Godzilla Minus One: Teror Atom di Titik Terendah Jepang
“Godzilla Minus One” membawa sang Raja Para Monster kembali ke akarnya, namun dengan cara yang lebih brutal dan emosional. Berlatar di Jepang pasca-Perang Dunia II, film ini menyajikan sebuah negara yang sudah luluh lantak dan berada di titik nol (“zero”). Namun, alih-alih memulai pemulihan, Jepang justru dihadapkan pada sebuah krisis baru yang tak terbayangkan: kemunculan Godzilla yang ganas dan destruktif. Kedatangan monster raksasa ini mendorong Jepang dari titik nol ke titik minus (“minus one”), sebuah keadaan putus asa yang lebih dalam dari kehancuran total.
Cerita berpusat pada Kōichi Shikishima (Ryoma Kamiki), seorang pilot kamikaze yang gagal menjalankan misinya dan kembali ke tanah air dengan rasa malu dan trauma mendalam. Ia adalah salah satu orang pertama yang menyaksikan kengerian Godzilla dari dekat di Pulau Odo. Kembali ke Tokyo yang hancur, ia mencoba membangun kembali hidupnya di tengah puing-puing bersama seorang wanita, Noriko (Minami Hamabe), dan seorang anak yatim piatu. Namun, bayang-bayang kegagalannya terus menghantuinya, dan semua itu memuncak ketika Godzilla muncul dan menyerang daratan utama Jepang.
Disutradarai oleh Takashi Yamazaki, film ini lebih dari sekadar film monster. Ini adalah drama manusia yang kuat tentang rasa bersalah, penebusan, dan semangat untuk bertahan hidup. Dengan efek visual yang memukau (yang berhasil memenangkan Academy Award), “Godzilla Minus One” menyajikan potret monster sebagai metafora murni dari kekuatan bom atom dan kehancuran perang, memaksa masyarakat sipil yang sudah tak berdaya untuk bersatu dan melawan takdir mereka yang paling mengerikan.











